Mendukung kecukupan

Mendukung kecukupan pangan melalui ekonomi biru

Mendukung kecukupan11Dokumentasiโ€”Seorang pedagang memperlihatkan ikan ‘luyur’ (Trichiurus lepturus) yang dikumpulkan dari pantai Kampung Lere, Palu, Sulawesi Tengah, pada 10 Agustus 2021. (mrhalliday/Basri Marzuki)

Jakarta (mrhalliday) – Swasembada pangan menjadi salah satu misi Asta Citaย Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Mengingat pangan merupakan kebutuhan primer masyarakat, pemerintah mulai menyiapkan sejumlah strategi untuk membangun swasembada pangan pada 2028.

Sejumlah kementerian bekerja sama menyiapkan peta jalan menuju misi mulia tersebut, seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, Badan Gizi Nasional, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, serta Badan Pangan Nasional.

Di tengah upaya membangun swasembada pangan, khususnya pangan pokok, perlu diketahui bahwa Indonesia sebagai negara maritim yang dikaruniai total luas laut lebih dari 5,8 juta kilometer persegi memiliki sumber daya pangan bawah laut yang melimpah.

Sumber daya bawah laut tersebut juga memiliki kandungan gizi yang beragam yang dapat mendukung ketahanan pangan nasional sekaligus mendukung pembangunan sumber daya manusia melalui asupan protein ikan.

Sumber Zat Gizi

Kandungan gizi ikan, khususnya ikan laut, diketahui dapat memberikan manfaat bagi pertumbuhan. Ikan juga kaya akan asam amino esensial.

Menurut ahli gizi medis, dr. Dyah Arum, ikan laut seperti ikan teri, makarel, cakalang, kerapu, dan ikan pita memiliki kandungan arginin yang tinggi.

Arginin merupakan asam amino yang membantu mendukung pertumbuhan atau pertambahan tinggi badan anak. Selain itu, arginin dapat membantu menambah panjang tulang.

Ikan berukuran kecil seperti ikan teri memiliki kandungan kalsium hingga 2 ribu mg per 100 gram, jauh di atas susu. Susu dikenal sebagai sumber kalsium yang baik karena mengandung 100 mg kalsium per 100 gram.

Ikan teri tawar dapat menjadi alternatif sumber kalsium karena harganya di pasaran cenderung lebih terjangkau dibandingkan susu.

Melihat kekayaan lautnya, ikan laut yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia dapat mendukung target kecukupan pangan.

Ikan air tawar juga tidak kalah bergizi dan dapat menjadi sumber protein bagi masyarakat yang dapat meningkatkan kualitas asupan makanan.

Ikan air tawar juga dapat menjadi sumber protein. Misalnya, ikan lele memiliki kandungan lemak baik dan kaya akan omega 3.

Meningkatkan produksi

Kekayaan alam laut Indonesia memang menjadi berkah bagi masyarakatnya. Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menggagas gerakan untuk memasyarakatkan konsumsi ikan dan mengedukasi masyarakat agar memasukkan produk perikanan dalam menu sehari-hari.

Meskipun pemanfaatan ikan laut untuk meningkatkan gizi diperbolehkan, namun dalam prosesnya, perlu juga menerapkan praktik penangkapan ikan yang berfokus pada keberlanjutan sumber daya ikan, termasuk dunia bawah lautnya.

Penangkapan ikan harus dilakukan dengan cara-cara yang ramah lingkungan agar wilayah tempat ikan hidup dan berkembang biak tetap terjaga.

Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, pada semester I tahun 2024 produksi perikanan tangkap mencapai 3,11 juta tonย tangkapan ikan air laut dan 0,23 juta ton tangkapan ikan perairan darat.

Peningkatan tersebut tercatat di 12 pelabuhan perikanan unit pelaksana teknis pusat dan 66 daerah yang didominasi ikan laut, meliputi ikan tuna, cakalang, tenggiri, dan layang.

Sementara itu, target produksi perikanan tangkap tahun 2024 sebesar 6 juta ton yang terdiri atas 5,64 juta ton tangkapan ikan air laut dan 0,38 juta ton tangkapan ikan perairan darat.

Dengan capaian tersebut, penerimaan negara dari perikanan tangkap hingga 26 Juli tercatat sebesar Rp533,36 miliar dari target sebesar Rp1,85 triliun.

Sementara itu, pada periode Januariโ€“Juni 2024, produksi subsektor perikanan budidaya Indonesiaย mencapai 3,34 juta ton atau 26,6 persen dari target sebesar 12,5 juta ton.

Dengan capaian perikanan budidaya yang masih jauh dari target, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menyiapkan strategi untuk mengakselerasi kinerja, agar target dapat terpenuhi pada semester kedua.

Komoditas perikanan budidaya disokong oleh komoditas rumput laut (5,14 juta ton), kakap (3.860 ton), nila, lele, bandeng, gurami, dan kerapu.

Melihat banyaknya dan beragamnya komoditas kelautan dan perikanan, sudah sepantasnya Indonesia memanfaatkan kekayaan sumber daya pangan bawah laut tersebut.

Dari sisi cita rasa, konsumsi protein ikan dapat ditingkatkan melalui diversifikasi agar masyarakat memiliki menu pangan yang beragam.

Padahal, data Badan Pangan Dunia (FAO) menunjukkan penduduk dunia tengah mengalami kekurangan pangan, dengan angka kelaparan yang dialami 7,9 persen penduduk dunia pada 2019 dan 9,2 persen pada 2022. Hal ini pun diprediksi akan meningkatkan kebutuhan protein dunia hingga 70 persen.

Kekayaan sumber daya ikan tersebut juga diharapkan dapat mendukung kebutuhan protein dunia yang diproyeksikan akan terus meningkat.

Sebelum beranjak ke pemenuhan kebutuhan protein dunia, ada baiknya protein ikan lebih dikenalkan kepada masyarakat dalam negeri,ย agar mereka dapat menjadi raja di negeri sendiri.

Berita terkait:ย Konsumsi ikan dan PDB berkorelasi positif: Menteri RI
Berita terkait:ย Penangkapan ikan harus digantikan dengan budidaya ikan dalam 5-10 tahun: Menteri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *