Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyampaikan keterangan pers di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-79 di New York, Sabtu (28 September 2024). (ANTARA/Suwanti).
New York (ANTARA) – Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menanggapi tewasnya pimpinan Hizbullah Hassan Nasrallah dalam serangan udara Israel di Beirut, Jumat (27/9).
Menurut Retno, dirinya telah membahas hal tersebut dengan para menteri luar negeri negara-negara OKI, termasuk Arab Saudi dan Yordania, di sela-sela Sidang Umum ke-79 Majelis Umum PBB di New York.
“Ketika kami melakukan pengintaian dengan sejumlah menteri luar negeri OKI, kami sampaikan kepada menteri luar negeri Saudi dan Yordania sebagai juru bicaranya bahwa ketika kita berkumpul di Markas Besar (PBB) ini, pada saat yang sama, ketegangan dan konflik sedang meningkat di Lebanon,” katanya kepada wartawan di New York, Sabtu (28/9).
Ia menyoroti pesan yang disampaikan oleh para delegasi dalam Pekan Tingkat Tinggi Majelis Umum PBB mengenai peringatan agar Lebanon tidak menjadi Gaza baru.
“Jangan sampai apa yang terjadi di Lebanon, Tepi Barat, dan Gaza menjadi kenormalan baru. Kita harus hentikan semua ini. Apa yang terjadi di Lebanon sudah menjadi tekad kuat kita untuk menyelesaikan konflik di gedung (PBB) ini,” kata Retno.
“Bola ada di tangan Dewan Keamanan PBB, khususnya pemegang hak veto, karena mereka yang bisa mengambil keputusan untuk menghentikan kekejaman Israel,” tegasnya.
Bagi Indonesia, lanjut Retno, serangan terhadap Lebanon juga akan berdampak pada anggota pasukan perdamaian UNIFIL yang dikirim dari negara tersebut.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah pasukan terbanyak yang dikirim ke UNIFIL, yakni sekitar 1.200 personel.
Berita terkait:ย TNI bersiap evakuasi WNI dari Lebanon
Berita terkait:ย Pasukan TNI siap bantu evakuasi warga Lebanon
Leave a Reply